06 January, 2007

PEMBERDAYAAN BANGSA-BANGSA MUSLIM

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad pada suatu kesempatan pernah berkata :”dunia Islam kini berada pada titik terendah…dapat dikatakan, siapa saja bisa menindas negara Islam yang mana saja, dan tak ada yang dapat dilakukan oleh bangsa-bangsa Islam kecuali menjerit dan memohon keadilan.”

Tokoh yang pernah dikenal dengan sebutan “Dr. M” ini memberi contoh kehebatan bangsa Israel menindas Palestina, “Bahkan sebuah ras yang hanya terdiri dari 13 juta orang di seluruh dunia dapat menaklukkan kekuatan 1,3 milyar umat Islam.” Dengan lugas pula beliau menandaskan, “Tak satu pun negara Islam masuk dalam jajaran negara-negara maju dunia. Dunia Islam sekarang sangat lemah dan terbelakang.”

Apa yang dinyatakan oleh satu-satunya pemimpin Asia yang pernah menolak IMF ketika diguncang krisis tersebut, sungguh sangat tepat. Bagaimanapun kondisi umat Islam di seluruh kawasan bumi saat ini sedang muram. Realitas ini sungguh terbalik dengan kenyataan besarnya populasi bangsa muslim di dunia. Fakta ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya insani bangsa muslim baik secara individual, maupun secara kolektif, sangat rendah.

Pemberdayaan adalah kata kunci yang diresepkan beliau untuk mengubah kondisi bangsa muslim. Untuk dapat merintis sebuah perubahan substansial yang berskala global, pemberdayaan adalah jalan yang dibentangkan. Jalan ini tentu harus dikreasi secara mendalam untuk dapat menjadi obat yang tepat. Pilar-pilarnya harus ditegakkan melalui pemaknaan yang tepat atas semua simpul permasalahan yang tengah dihadapi umat.

Pemberdayaan adalah sebuah proses penguatan terhadap semua potensi yang dimiliki umat sehingga mencapai kemandirian. Setiap diri harus dibangkitkan Etos untuk memberi manfaat bagi masyarakatnya. Setiap orang harus dibangunkan kesadaran untuk lebih menghargai hasil jerih payahnya dibandingkan disuapi orang lain. Setiap individu muslim perlu ditanamkan nilai untuk bangga terlibat dalam perubahan menuju kemajuan umat.

Penguatan etos juga harus dibarengi dengan internalisasi pengetahuan dan keahlian untuk dapat memanfaatkan sumber daya di sekitarnya. Setiap pribadi muslim dibekali keterampilan dalam memberi manfaat bagi sekelilingnya. Setiap orang adalah pribadi unik yang dapat mendayagunakan apa yang ada di dalam dirinya untuk mengolah apa yang ada di luar dirinya menjadi nilai tambah. Kecakapan yang dimiliki setiap muslim akan menyumbangkan nilai-nilai produktifitas bagi masyarakatnya.

Pemberdayaan juga adalah revitalisasi semua aspek kehidupan. Pemberdayaan melingkupi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Semua sisi kehidupan umat harus diberdayakan. Setiap penguatan pada satu aspek akan memberi kontribusi bagi penguatan pada aspek lainnya. Rentangan berbagai aspek kehidupan umat ini, harus dapat diintegrasikan bagi optimalisasi pemberdayaan.

Setiap individu atau kelompok muslim dapat saja memilih satu aspek sebagai prioritas, akan tetapi itu tidak identik dengan tidak menganggap penting aspek lainnya. Dalam tahapan pemberdayaan yang ditempuh setiap individu atau kelompok muslim, mesti ada garis kaitan untuk menjelaskan di mana posisi pemberdayaannya dalam arti menyeluruh. Sebab, jika tidak ada hal itu, maka pemberdayaan hanya akan menjadi jalan yang centang perenang.

Pemberdayaan adalah sebuah jalan yang panjang. Mungkin tidak semua orang akan merasakan ujungnya. Tidak semua orang berkesempatan menjumpai akhir perjalanan tersebut. Bahkan tidak semua orang akan melewati batas-batas keberhasilan. Tapi semua orang yang terlibat dalam pemberdayaan pasti memiliki harapan. Sebuah cita ideal kehidupan bangsa-bangsa muslim yang indah.

Yaitu saat umat Islam disegani dalam kancah pergaulan dunia. Peradabannya menjadi rujukan segala bangsa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologinya mempengaruhi sendi kehidupan di seluruh dunia. Kekuatan ekonominya berpengaruh di seluruh bumi. Secara politik, semua bangsa tidak lagi melecehkan dan menindasnya. Kebudayaan dunia, juga sangat terwarnai oleh kebudayaan bangsa muslim.

Inilah sebuah zaman yang pernah dijanjikan dalam Al-Qur’an. Yaitu periode ketika bangsa muslim menjadi umat yang terbaik di tengah umat manusia. “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, memerintahkan kebajikan dan mencegah kerusakan, dan beriman kepada Allah…” (QS. Ali-imran : 110).

1 comment:

zakatpemberdayaan said...

Tengah dibanngun blog yg mengangkat zakat dan pemberdayaan www.zakatpemberdayaan.dagdigdug.com