Ini kejadian sekitar tahun 1997. Saat saya dan Mas Yuli melaksanakan tugas di Dompet Dhuafa. Kejadiannya di daerah Gintung, Ciputat. Waktu itu saya dan Mas Yuli baru pulang mengambil zakat dari seorang donatur di sekitar Bintaro. Sebagaimana biasanya kami menggunakan mobil operasional Dompet Dhuafa. Isuzu Panther warna hijau. Mas Yuli yang menyetir mobil, karena Mas Yuli sangat mahir mengendarai mobil, sementara saya waktu itu belum lancar mengendarai mobil. Saya duduk di depan di sebelah Mas Yuli.
Di jalanan Gintung Ciputat, saat
kami meluncur, ada anak muda menggunakan sepeda motor dengan kecepatan tinggi
berada di belakang mobil kami. Sesaat kemudian, anak muda dengan motornya itu,
menyalip mobil kami dengan kecepatan tinggi, saat posisi motor dan anak muda
itu berada di sisi mobil kami, dari arah berlawanan datang mobil truk juga
dengan kecepatan tinggi. Meski anak muda itu sudah berusaha untuk menghindar,
namun kecelakaan tak bisa dihindari. Motor itu bersama penumpangnya terpental
ke samping akibat ditabrak truk itu. Motor dan anak muda itu tergelatak di
jalanan, sementara mobil truk itu kabur menyelamatkan diri.
Orang-orang segera berkerumun.
Kami pun segera menghentikan perjalanan. Motor itu mengalami kerusakan,
sementara anak muda itu bersimbah darah di sekujur tubuhnya. Melihat korban
seperti itu, tiba-tiba ada seseorang yang berkata, “ini harus segera di bawa ke
rumah sakit”. Mendengar ucapan orang tersebut, Mas Yuli berbicara kepada saya,
“Mas Ahmad kita harus bawa korban ke rumah sakit”. Saya pun menjawab, “Iya Mas
Yul”. Selanjutnya Mas Yuli berkata kepada orang yang ada disitu, “Pak, tolong
bantu, mengangkat anak ini ke mobil itu.” Sambil Mas Yuli menunjuk ke arah
mobil panther hijau Dompet Dhuafa. Selanjutnya kami berusaha mengangkat dan
memasukkan anak muda itu ke bagian tengah mobil panther hijau. Korban
kecelakaan itu kita baringkan di bagian tengah mobil Panther. Saya pun pindah
posisi duduk ke bagian tengah untuk menemani korban kecelakaan itu, sementara
Mas Yuli di depan menyetir mobil.
Tujuan rumah sakit yang kami tuju
adalah Rumah Sakit Fatmawati. Sepanjang perjalanan korban kecelakaan itu
merintih kesakitan. Awalnya suara rintihannya agak keras, tetapi semakin lama
suaranya semakin pelan. Darah dari korban kecelakaan itu menetes dan mengalir
di bagian tengah mobil panther itu. Saya pun semakin tidak kuat melihat
pemandangan seperti itu sepanjang jalan. Sesekali saya memejamkan mata, sambil
berzikir menyebut berbagai lafadz zikir untuk menguatkan hati ini. Mendekati RS
Fatmawati, sudah tidak terdengar lagi rintihan dari korban kecelakaan tersebut.
Begitu sampai di UGD, kami segera
melapor ke petugas yang ada di sana. Setelah laporan kami diterima, petugas
segera mengeluarkan korban kecelakaan itu dari mobil panther dan membawanya ke
ruang UGD. Selajutnya dilakukan pemeriksaan terhadap korban kecelakaan oleh
para petugas di UGD RS Fatmawati itu. Setelah menunggu sekitar 30 menit, kami
dapat informasi bahwa korban kecelaakan itu dinyatakan telah meninggal. “Inna
lillaahi wa Inna Ilaihi Rojiuun”, serentak saya dan Mas Yuli
mengucapkannya.
Setelah mengetahui ada tanda
pengenal pada dompet dari korban kecelakaan tersebut, kami pun bergegas menuju
alamat rumah korban kecelakaan itu, yang ternyata alamatnya masih di sekitar
wilayah Gintung Ciputat. Setelah menyampaikan semua informasi kepada
keluarganya, kami pun berpamitan dan kembali ke kantor Dompet Dhuafa.
Baju kami yang terkena tetesan darah, dan
bagian tengah mobil panther hijau yang teraliri banyak darah itu, semoga
menjadi saksi amal kebaikan Mas Yuli Pujihardi. Allahumaghfirlahu Warhamu
Wa’afihi Wa’fuanhu.
Ciputat, 220621
Ahmad Juwaini