22 June, 2021

Mengantar Korban Kecelakaan (In Memoriam Mas Yuli Pujihardi)

Ini kejadian sekitar tahun 1997. Saat saya dan Mas Yuli melaksanakan tugas di Dompet Dhuafa. Kejadiannya di daerah Gintung, Ciputat. Waktu itu saya dan Mas Yuli baru pulang mengambil zakat dari seorang donatur di sekitar Bintaro. Sebagaimana biasanya kami menggunakan mobil operasional Dompet Dhuafa. Isuzu Panther warna hijau. Mas Yuli yang menyetir mobil, karena Mas Yuli sangat mahir mengendarai mobil, sementara saya waktu itu belum lancar mengendarai mobil. Saya duduk di depan di sebelah Mas Yuli.

Di jalanan Gintung Ciputat, saat kami meluncur, ada anak muda menggunakan sepeda motor dengan kecepatan tinggi berada di belakang mobil kami. Sesaat kemudian, anak muda dengan motornya itu, menyalip mobil kami dengan kecepatan tinggi, saat posisi motor dan anak muda itu berada di sisi mobil kami, dari arah berlawanan datang mobil truk juga dengan kecepatan tinggi. Meski anak muda itu sudah berusaha untuk menghindar, namun kecelakaan tak bisa dihindari. Motor itu bersama penumpangnya terpental ke samping akibat ditabrak truk itu. Motor dan anak muda itu tergelatak di jalanan, sementara mobil truk itu kabur menyelamatkan diri.

Orang-orang segera berkerumun. Kami pun segera menghentikan perjalanan. Motor itu mengalami kerusakan, sementara anak muda itu bersimbah darah di sekujur tubuhnya. Melihat korban seperti itu, tiba-tiba ada seseorang yang berkata, “ini harus segera di bawa ke rumah sakit”. Mendengar ucapan orang tersebut, Mas Yuli berbicara kepada saya, “Mas Ahmad kita harus bawa korban ke rumah sakit”. Saya pun menjawab, “Iya Mas Yul”. Selanjutnya Mas Yuli berkata kepada orang yang ada disitu, “Pak, tolong bantu, mengangkat anak ini ke mobil itu.” Sambil Mas Yuli menunjuk ke arah mobil panther hijau Dompet Dhuafa. Selanjutnya kami berusaha mengangkat dan memasukkan anak muda itu ke bagian tengah mobil panther hijau. Korban kecelakaan itu kita baringkan di bagian tengah mobil Panther. Saya pun pindah posisi duduk ke bagian tengah untuk menemani korban kecelakaan itu, sementara Mas Yuli di depan menyetir mobil.

Tujuan rumah sakit yang kami tuju adalah Rumah Sakit Fatmawati. Sepanjang perjalanan korban kecelakaan itu merintih kesakitan. Awalnya suara rintihannya agak keras, tetapi semakin lama suaranya semakin pelan. Darah dari korban kecelakaan itu menetes dan mengalir di bagian tengah mobil panther itu. Saya pun semakin tidak kuat melihat pemandangan seperti itu sepanjang jalan. Sesekali saya memejamkan mata, sambil berzikir menyebut berbagai lafadz zikir untuk menguatkan hati ini. Mendekati RS Fatmawati, sudah tidak terdengar lagi rintihan dari korban kecelakaan tersebut.

Begitu sampai di UGD, kami segera melapor ke petugas yang ada di sana. Setelah laporan kami diterima, petugas segera mengeluarkan korban kecelakaan itu dari mobil panther dan membawanya ke ruang UGD. Selajutnya dilakukan pemeriksaan terhadap korban kecelakaan oleh para petugas di UGD RS Fatmawati itu. Setelah menunggu sekitar 30 menit, kami dapat informasi bahwa korban kecelaakan itu dinyatakan telah meninggal. “Inna lillaahi wa Inna Ilaihi Rojiuun”, serentak saya dan Mas Yuli mengucapkannya.

Setelah mengetahui ada tanda pengenal pada dompet dari korban kecelakaan tersebut, kami pun bergegas menuju alamat rumah korban kecelakaan itu, yang ternyata alamatnya masih di sekitar wilayah Gintung Ciputat. Setelah menyampaikan semua informasi kepada keluarganya, kami pun berpamitan dan kembali ke kantor Dompet Dhuafa.

 Baju kami yang terkena tetesan darah, dan bagian tengah mobil panther hijau yang teraliri banyak darah itu, semoga menjadi saksi amal kebaikan Mas Yuli Pujihardi. Allahumaghfirlahu Warhamu Wa’afihi Wa’fuanhu.

Ciputat, 220621

Ahmad Juwaini



No comments: