15 July, 2018

Airnya Kok Panas Banget ?


Pada suatu hari, Dompet Dhuafa mengadakan rapat evaluasi tahunan yang dilakukan di daerah Puncak Jawa Barat. Yang diundang hadir dalam rapat ini adalah level manajerial. Ada sekitar 20 orang yang mengikuti rapat ini. Para peserta rapat ditempatkan di cottage-cottage. Setiap cottage diisi oleh tiga sampai empat orang. Masing-masing cottage terdiri dari 2 kamar tidur dan satu kamar mandi. Rapat ini berlangsung selama dua hari.
Cuaca yang begitu dingin, membuat badan terasa menggigil. Saat sore hari selesai rapat hari pertama, saya ingin segera mandi. Saat saya ke kamar mandi, saya lihat bak mandi kosong. Segeralah saya membuka kran berwarna merah sebagai tanda saya membuka kran air panas. Sambil mengisi bak mandi dengan air panas, saya menonton televisi. Rupanya acara televisi saat itu begitu menarik, sehingga tanpa sadar sudah lebih dari setengah jam bak mandi diisi dengan air panas. Rupanya makin lama air di bak mandi semakin panas.
Saat saya masih asyik menonton televisi,  seorang teman saya di Dompet Dhuafa, Mas Amin masuk ke cottage saya. Mas Amin dengan suara lantang, sambil berjalan cepat menuju kamar mandi berkata : “Mas, saya kebelet kencing, numpang ke kamar mandi yah...’’ Katanya. Rupanya dia masuk ke cottage saya, karena posisi cottage saya paling dekat dengan ruang pertemuan, dan mungkin karena sudah sangat kebelet untuk kencing. Saya pun langsung menyahut sambil tetap menonton televisi, “Iya Silakan Mas...”. Sedetik kemudian terdengar suara kamar mandi di tutup.
Selang beberapa saat, tiba-tiba terdengar suara teriakan keras dari kamar mandi : “Aduuuh, Ya Allaah...!”, Saya pun meloncat dari depan televisi dan berlari ke arah kamar mandi dan bertanya : “Ada apa Mas Amin... ?” Mas Amin dari dalam kamar mandi kemudian menjawab : “Mas, ini airnya kok panas banget, seperti air mendidih ?” Saya pun menjawab : “Mungkin sudah tidak terlalu normal kali pemanasnya”. Tapi Ngomong-ngomong, Mas Amin gak papa ?” Si Amin menyahut : “Gak apa-apa sih, cuma anu saya mungkin gosong ini...” Mendengar jawaban itu, saya pun terbahak-bahak mendengarnya.



No comments: