“Yah, bolehkah Alisa puasa sunnah Senin-Kamis, tetapi setiap Alisa puasa, Ayah menghadiahi Alisa uang yang akan Alisa sumbangkan untuk Palestina ?”
(Ucapan Alisa 10 tahun kepada ayahnya setelah mengetahui kondisi Gaza)
Memasuki hari ke-20 penyerangan Israel di Gaza, telah menjadikan Palestina, sebagai “holocaust” baru di dunia. Masyarakat Gaza seperti dihantam “tsunami” kebengisan sekelompok manusia dengan segala kepongahannya. Korban telah mencapai lebih dari 1000 orang tewas, dan 4750 orang mengalami luka-luka. Perlu dicatat pula bahwa dari data korban yang tewas, 330 diantaranya adalah anak-anak.
Dampak dari kondisi ini adalah rumah sakit di Gaza dibanjiri para korban keganasan Israel. Rumah sakit pun tidak mampu lagi menyediakan tempat tidur dan ruangan untuk menampung para korban. Obat-obatan dan peralatan medis juga mengalami kekurangan. Minimnya tingkat pelayanan medis sebagai akibat begitu banyaknya korban yang luka-luka, menjadi potensi setiap saat untuk terus terjadinya penambahan korban yang tewas.
Kelangkaan makanan juga terjadi dimana-mana. Pasar dan toko makanan sebagian besar tutup. Sementara yang buka, hanya melakukannya sebentar saja, sambil diliputi kecemasan dan ketakutan kalau-kalau serangan Israel datang mendadak. Pasokan bahan makanan yang diperdagangkan dari luar Gaza, nyaris tidak ada. Kesulitan ini semakin diperparah dengan tidak tersedianya lagi listrik dan air.
Menurut badan-badan kemanusian internasional, sekurang-kurangnya diperlukan 500 truk pengangkut bantuan setiap hari untuk menolong warga Gaza saat ini. Tetapi yang masuk hanya puluhan truk saja. Minimnya bantuan yang masuk ini disebakan oleh masih terbatasnya bantuan yang mengalir dan ketatnya izin masuk bagi pengiriman bantuan.
Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza ini laksana tes kemanusiaan yang dihadirkan kepada seluruh manusia di dunia. Apakah dengan kondisi yang terjadi di Gaza, masih ada manusia yang peduli dan terpanggil untuk menyelamatkan martabat kehidupan sekelompok manusia yang menderita ? Ataukah pada akhirnya seluruh manusia di dunia ini akan membiarkan keadaan itu sampai Israel sendiri kelelahan atau puas terhadap segala kekejamannya ? Tragedi kemanusiaan ini telah melewati batas-batas tanah air, bangsa, ras, agama dan ideologi.
Kita di Indonesia tentu memiliki juga masalah sendiri yang perlu perhatian kita. Seperti masalah dampak krisis keuangan global, bencana gempa, banjir, kecelakaan kapal laut, pengangguran, kemiskinan dan masalah lainnya. Tetapi pada saat ini, dengan tetap memberi perhatian terhadap persoalan di dalam negeri, maka menjadi penting untuk kita mengerahkan kepedulian guna menolong saudara-saudara kita yang ada di Gaza Palestina,
Kita bisa menunjukkan kepedulian kemanusiaan kepada masyarakat Gaza dengan doa, simpati, bantuan dana, harta, tenaga, keahlian, atau apapun yang dapat mengurangi atau menghentikan penderitaan mereka. Momentum kita untuk membantu masyarakat Gaza kini telah datang dan mungkin momentum seperti ini tidak datang setiap saat. Jadi marilah kesempatan beramal dengan menunjukkan kepedulian bagi masyarakat Gaza ini kita manfaatkan sebaik-baiknya.
No comments:
Post a Comment