Jumlah perokok aktif di Indonesia mencapai 90 juta orang. Besarnya
belanja rokok orang Indonesia setiap hari mencapai 1,107 Trilyun Rupiah. Angka
ini didapatkan dari konsumsi rokok rata-rata per orang per hari adalah sebanyak
12,3 batang dan harga rokok diasumsikan hanya Rp1.000 per batang.1
Dengan perhitungan tersebut di atas,
artinya Jumlah pengeluaran untuk beli rokok per hari 1,107 Trilyun atau 33,21
Trilyun per bulan, yang berarti, ini maknanya sama dengan pengeluaran untuk
pembelian rokok sebesar Rp 398,52 Trilyun per tahun.
Sementara
merujuk data dari Kementerian Agama Republik Indonesia, pengumpulan zakat
nasional pada tahun 2017 diperkirakan mencapai Rp 6 triliun.2 Ini
menunjukkan bahwa pengeluaran zakat di Indonesia hanya sebesar 1,5 % dari
pengeluaran belanja rokok. Dengan sudut pandang lain, kita juga bisa
mengartikan bahwa pengeluaran belanja rokok di Indonesia adalah 66 kali lipat
lebih besar dibanding pengeluaran zakat.
Kalau kita asumsikan setiap perokok
bisa menahan diri dengan mengurangi jumlah konsumsi rokoknya menjadi 50% per
hari (dari rata-rata 12,3 batang per hari menjadi 6,1 batang per hari) dan
kemudian penghematan belanja rokok ini digunakan untuk berinfak/bersedekah,
maka akan diperoleh sumbangan sedekah per tahun sebesar 199,26 Trilyun. Dengan
uang sedekah sebesar 199,26 Trilyun, maka akan banyak program-program sosial
yang bisa dibiayai dengan manfaat yang signifikan.
Kalau diasumsikan bahwa penghematan
belanja rokok ini dilakukan selama satu bulan saja, misal di bulan Ramadhan,
maka akan ada potensi sedekah sebesar Rp 16,6 trilyun. Kalau ini terjadi, akan
banyak fakir miskin yang bisa diberi bantuan yang nyata di akhir bulan
Ramadhan.
______________________________________________
No comments:
Post a Comment