Padahal kalau kita mau jujur, sehebat apapun prestasi dan kemampuan kita, maka sesungguhnya kita selalu dibantu oleh orang-orang miskin untuk meraih prestasi itu. Setiap kali kita hendak memperoleh keberhasilan atau kesuksesan, selalu ada ketergantungan kita akan jasa orang-orang miskin dalam meraih keberhasilan tersebut.
Tengoklah ke dalam rumah kita, setiap hari kita selalu bergantung kepada kemampuan para pembantu yang nota bene dari orang-orang miskin. Satu minggu saja rumah tangga kita tidak bantu orang-orang miskin, maka kita akan sadar bahwa ternyata kemampuan kita menghasilkan prestasi menjadi melemah. Satu minggu tanpa pembantu rumah tangga, pada saat pekerjaan di kantor atau di luar menumpuk dan tidak bisa ditinggalkan, maka guncanglah konsentrasi kita. Hilanglah rasa hebat diri yang pernah menyelimuti hati kita.
Mau pergi ke kantor kita memerlukan sopir (dari orang miskin juga), baik sopir pribadi maupun sopir angkutan umum. Tanpa mereka, kelancaran kita menuju tempat aktivitas terganggu. Di tempat kerja, selalu ada orang-orang yang mau mengurusi kebersihan, menyediakan minuman dan pergi kemana saja sesuai permintaan kita (lagi-lagi orang miskin). Apabila mereka ini tidak ada, pekerjaan kita menjadi tertunda atau menjadi melambat temponya.
Semua makanan yang kita makan sehari-hari, juga buah dari kerja keras orang-orang miskin. Karena yang mau menanam padi, jagung atau tanaman lainnya adalah orang miskin. Juga yang beternak atau menangkap ikan di laut adalah orang miskin. Orang miskinlah yang telah menolong kita untuk mengerjakan pekerjaan yang berat-berat, kotor dan berbahaya. Merekalah yang telah menyumbangkan prestasinya sehingga kita hidup nyaman dan mencapai kebanggaan dalam hidup ini.
Bangunan-bangunan megah dan jalan-jalan beraspal licin yang ada di sekeliling kita adalah bukti kerja keras orang-orang miskin. Saudara-saudara kita yang miskin telah berprestasi di negara jiran. Menara kembar yang menurut kabar tertinggi di dunia, terletak di
Jasa besar mereka seringkali tersembunyi oleh nama besar dan simbol-simbol pribadi kita. Seolah yang menjadi pahlawan atau berprestasi hanyalah kita saja atau beberapa gelintir orang. Nama mereka tak pernah diabadikan dalam nama jalan, nama gedung, dokumen sejarah, goresan catatan keberhasilan atau sekedar sebuah sertifikat indah. Jasa mereka telah kita kesampingkan. Dan meskipun mereka kita perlakukan seperti itu, mereka tidak pernah menuntut atau menagih penghargaan. Sungguh begitu hebat orang-orang miskin !
No comments:
Post a Comment